24% Wanita Mengalami Nyeri Pelvis Kronik (Endometriosis)

13:31:00
Gejala Klinis
Pasien yang mengalami endometriosis mengeluhkan nyeri yang memberatkan selama mestruasi. Nyeri dapat mengenai pelvis (dismenorea, dipareunia), punggung bawah dan rektum. Pasien juga dapat datang untuk menjalani evaluasi infertilitas. Temuan klinis dapat melputi massa pelvis, nyeri tekan di adneksa atau uterus, dan uterus yang terifikasi dan teretroversi.

Patofisiologi
Endometriosis adalah suatu ganguan yang mengenai kira-kira 5-10% perempuan. Diagnosis ini paling sering ditegakkan pada perempuan di usia akhir dua puluhan. Endometriosis terdiagnosis pada 20% perempuan yang menjalani laparoskopi untuk pemeriksaan infertilitas dan pada 24% perempuan yang menjalani evaluasi untuk nyeri pelvis kronik. Endometris disebabkan oleh adanya jaringan endometrium di tempat abnormal, termasuk ovarium dan tuba fallopi. Lokasi dalam ovarium menyebabkan terbentuknya "kista cokelat" klasik. Jaringan ini berespon terhadap fluktuasi hormon selama siklus menstruasi berupa pertumbuhan dan perdarahan, yang menyebabkan timbulnya gejala. Penyebab kelainan pada lokasi ini tidak diketahui. Satu teori mengaitkannya dengan menstruasi retrograd, dimana sel-sel endometrium mengalami refluks ke dalam pelvis, tempat sel-sel tersebut berimplantasi. Kadang-kadan jaringan endometrium terdapat di paru atau hidung, yang menunjukkan suatu asal sel yang berbeda.

Diagnosis
Onset baru dismenorea dan nyeri lain selama menstruasi menunjukkan diagnosis. Visualisasi laparoskopik mengkonfirmasi adanya lesi, meskipun luasnya sulit di nilai. Sistem penentuan stadium dapat digunakan untuk mengklasifikasi tingkat keparahan penyakit.

Komplikasi Klinis
Komplikasinya meliputi pembentukan parut dan adhesi intra-abdomen, perdarahan rektum, obstruksi usus, obstruksi urin, dan hemoptisis.

Tata Laksana
Uji coba dengan kontrsepsi oral atau progestin dapat berguna pada pasien dengan gejala yang ringan; redanya nyeri tercapai pada 75% kasus. Agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH) seperti leuprolid menginduksi aanemorea dan secara efektif meredakan nyeri pada 90% pasien. Androgen seperti danazol menghilangkan gejala terapi menyebabkan efek samping yang berat. Karena infertilitas terkait endometriosis tidak membaik setelah terapi farmakologik ini, maka pembedahan mungkin diperlukan untuk melaepaskan adhesi dan lesi obstruktif lainnya. Penanganan secara bedah juga sering menyebabkan hilangnya nyeri dan tingkat rekurensi yang lebih rendah dari pada dengan pengobatan farmakologik. Pengangkatan organ panggul (histerektomi, ooforektomi) dapat menguntungkan untuk nyeri yang sulit sembuh.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔