Infeksi Pada Payudara Atau Demam Susu (mastitis)

09:32:00
Gejala Klinis
Pasien yang mengalami mastitis datang dengan demam ringan, nyeri tekan payudara, eritema dan edema lokal, dan malaise. Perempuan yang tidak sedang menyusui juga dapat mengeluhkan keluarnya sekret dari puting.

Patofisiogis
Infeksi payudara meliputi mastitis dan abses. Keadaan ini, termasuk puerperal (juga disebut ”demam susu”), paling sering terjadi pada perempuan yang menyusui; keadaan ini biasanya terjadi 2-3 minggu setelah melahirkan, dengan separuh infeksi terjadi pada 12 minggu pertama postpartum. Infeksi pada perempuan yang tidak menyusui jauh lebih jarang dan dapat dihubungkan dengan ektasia duktus. Penyakit lain seperti karsinoma dan nekrosis lemak dapat menyebabkan massa payudara dan peradangan yang menyerupai infeksi. Tempat mastitis laktasional yang paling sering adalah dikuadran luas atas. Mastitis laktasional merupakan penyebab stasis susu, yang dapat dihubungkan dengan banyak faktor, termasuk pola menyusui tidak teratur atau terputus, posisi yang buruk selama menyusui, penyakit, puting yang rusak, dan hiperlaktasi. Stasis dan inspisasi menyebabkan suatu respons peradangan terhadap komponen susu yang menginfiltarasi jaringan payudara di sekitarnya. Infeksi bakteri sekunder dapat terjadi, biasanya melibatkan Staphylococcus. Mastitis nonlaktasional dengan abses subareolar disebabkan oleh ekstasia duktus, yang melibatkan proses yang kompleks berupa dilatasi duktus, peradangan, dan infeksi bakteri sekunder.

Diagnosis
Abses dapat sulit didiagnosis karena tidak adanya fluktuasi yang dapat diraba dan ketidakmampuan melakukan palpasi secara dalam karena ketidaknyamanan yang dirasakan pasien. Ultrasonografi dapat berguna dalam menentukan lokasi abses dan menuntun prosedur drainase. Abses payudara memerlukan konsultasi bedah atau ginekologik untuk insisi dan drainase. Perempuan yang tidak menyusui dengan kecurigaan mastitis harus dirujuk ke ahli bedah onkologi untuk menjalani biopsi dengan tujuan menyingkirkan karsinoma inflamatorik.

Komplikasi Klinis
Infeksi yang tidak diobati dan yang diobati secara tidak tepat dapat menyebabkan terbentuknya abses, sepsis, dan mastitis rekuren. Insidensi mastitis rekuren dalam periode laktasi yang sama adalah 6-23%. Abses subareolar dapat menyebabkan rekurensi yang sering terjadi dan terbentuknya fistula.

Tata Laksana

Mastitis laktasional harus diobati dengan antibiotik (misalnya dikloksasilin, sefaleksin) dan obat anti nyeri. Pasien seharusnya terus menyusukan kedua payudaranya, atau sekurang-kurangnya mengeluarkan susu secara cepat pada sisi yang terkena, karena penghentian menyusui dapat mengeksaserbasi stasis susu yang dapat menjadi dasar penyebab mastitis. Abses seharusnya diobati dengan antibiotik yang di mulai di unit gawat darurat (UGD), serta konsultasi on-site segera untuk dekompresi dengan aspirasi jarum (dengan panduan ultrasonografi, jika perlu), drainase kateter kontinu, atau insisi dan drainase diruang operasi.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔