Gejala Klinis
Papul dan plak urtikaria pruritik pada kehamilan yang di kenal sebagi PUPPP (pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy) paling sering timbul pada trisemester ketiga, dengan onset rerata pada 35 minggu. Erupsi bersifat polimorf, biasanya berasal dari stria abdominal dan menyebar kebagian lain tubuh dan ekstremitas. Pasien melaporkan onset pruritus hebat yang cepat, yang secara sepontan sembuh dengan segera setelah melahirkan.
Patofisiologi
PUPPP adalah ganguan dermatologik yang paling sering terjadi yang spesifik pada kehamilan. PUPPP menyerang 1 dari 130-300 kehamilan, dan terjadi paling sering pada primigravida dan perempuan dengan gestasi multipel. Patofisiologi PUPPP belum jelas, beberapa penelitian telah mengajukan distensi abdomen cepat sebagai suatu faktor penyebab, sedangkan adanya DNA fetal pada lesi kulit PUPPP menyebabkan peneliti lain mengajukan suatu etiologi yang dimediasi imun.
Diagnosis
PUPPP terutama adalah suatu diagnosis eksklusi, karena tidak ada kelainan laboratorium atau temuan hispatologik yang spesifik untuk keadaan ini. Diagnosis bandingannya meliputi eksantema viral, ruam obat, herpes gestasionis, dan kolestasis intrahepatik pada kehamilan (ICP, intrahepatic choletasis of pregnancy). Karena efek simpang pada janin bisa disebabkan oleh ICP, maka asam empedu harus diperiksa untuk menyingkirkan diagnosis tersebut.
Komplikasi Klinis
Kecuali rasa tidak nyaman pada ibu akibat pruritus yang hebat, PUPPP tampaknya tidak menyebabkan efek simpang apapun pada ibu atau janin. Regresi spontan diharapkan terjadi segera setelah melahirkan, dan rekurensi jarang terjadi.
Tata Laksana
Tata laksana terjadi dari pengobatan pruritus maternal secara menyeluruh. Antihistamin oral dan steroid topikal adalah modalitas pengobatan awal. Beberapa kasus berat mungkin memerlukan pemberian singkat steroid oral.
Papul dan plak urtikaria pruritik pada kehamilan yang di kenal sebagi PUPPP (pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy) paling sering timbul pada trisemester ketiga, dengan onset rerata pada 35 minggu. Erupsi bersifat polimorf, biasanya berasal dari stria abdominal dan menyebar kebagian lain tubuh dan ekstremitas. Pasien melaporkan onset pruritus hebat yang cepat, yang secara sepontan sembuh dengan segera setelah melahirkan.
Patofisiologi
PUPPP adalah ganguan dermatologik yang paling sering terjadi yang spesifik pada kehamilan. PUPPP menyerang 1 dari 130-300 kehamilan, dan terjadi paling sering pada primigravida dan perempuan dengan gestasi multipel. Patofisiologi PUPPP belum jelas, beberapa penelitian telah mengajukan distensi abdomen cepat sebagai suatu faktor penyebab, sedangkan adanya DNA fetal pada lesi kulit PUPPP menyebabkan peneliti lain mengajukan suatu etiologi yang dimediasi imun.
Diagnosis
PUPPP terutama adalah suatu diagnosis eksklusi, karena tidak ada kelainan laboratorium atau temuan hispatologik yang spesifik untuk keadaan ini. Diagnosis bandingannya meliputi eksantema viral, ruam obat, herpes gestasionis, dan kolestasis intrahepatik pada kehamilan (ICP, intrahepatic choletasis of pregnancy). Karena efek simpang pada janin bisa disebabkan oleh ICP, maka asam empedu harus diperiksa untuk menyingkirkan diagnosis tersebut.
Komplikasi Klinis
Kecuali rasa tidak nyaman pada ibu akibat pruritus yang hebat, PUPPP tampaknya tidak menyebabkan efek simpang apapun pada ibu atau janin. Regresi spontan diharapkan terjadi segera setelah melahirkan, dan rekurensi jarang terjadi.
Tata Laksana
Tata laksana terjadi dari pengobatan pruritus maternal secara menyeluruh. Antihistamin oral dan steroid topikal adalah modalitas pengobatan awal. Beberapa kasus berat mungkin memerlukan pemberian singkat steroid oral.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar