Gejala
Klinis
Limfogranuloma
venereum (LGV) pada awalnya berupa papul,vesikel, atau erosi yang tidak nyeri
di labia, fourchette, atau serviks
pada perempuan, atau di koronoa, glans, atau prepusium atau intrauretra pada
laki-laki. Lesi primer tersebut dapat disertai gejala sistemik seperti demam,
nyeri kepala, mual, dan mialgia atau artralgia serta biasanya sembuh dalam
beberapa hari. Stadium dua, atau sindrom inguinal, paling sering terjadi pada
laki-laki diawali dengan terbentuknya kelenjar getah bening yang keras, terasa
nyeri dan imobile di area drainase
lesi primer. Kelenjar yang membesar menjadi panjang dan membentuk suatu alur (“sign of the groove”) di sepanjang
ligamentum poupart. Kulit diatasnya menjadi kehitaman dan pecah-pecah; sinus
yang mendrainase yang berbentuk dapat berlangsung selama beberapa bulan.
Sindrom genitoanorektal terjadi sebagai stadium tiga, paling sering pada
perempuan dan laki-laki homoseksual. Pasien yang mengalami pembesaran getah
bening perirektal dan intestinal, sekret anal, proktokolitis, diare berdarah,
nyeri abdomen, dan abses perirektal.
Patofisiologi
LGV adalah
penyakit menular seksual yang sering di temukan di Asia Tenggara, Afrika, dan
Amerika Tengah serta Selatan. LGV jarang terjadi di Amerika serikat, Kecuali
pada laki-laki homoseksual. LGV disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotipe L-1, L-2, dan L-3.
Diagnosis
Diagnosis
biasanya dicurigai berdasarkan temuan klinis dan diverifikasi dengan
pemeriksaan serologi; titer fiksasi komplemen yang lebih dari 1:64 menunjukkan
hasil positif.
Komplikasi
Klinis
LGV dapat
menyebabkan obstrusi uretra, fenestrasi berepitel di labia dan prepusium klitoris,
striktur rektum, fistula rektovagina dan anus, obstruksi usus, polip anus, dan
elefantiasis genital.
Tata
Laksana
Insisi dan
drainase atau aspirasi bubo dapat di perlukan. Doksisiklin adalah antibiotik
pilihan. Selain itu, eritromisin atau azitromisin tampaknya juga efekti.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar