Pasien yang mengalami prolaps uteri dapat datang dengan keluhan tekanan pada panggul, nyeri punggung bagian bawah, dispareunia, atau adanya masa dalam vagina. Gejala dan derajat prolaps memburuk dengan meningkatnya tekanan intra-abdomen.
Patofisiologi
Prolaps organ panggul disebabkan oleh kelemahan dasar panggul yang dalam keadaan normal menopang struktur-struktur tersebut. Dasar panggul tersusun atas otot-otot (kelompok levator ani dan kokigeus) dan fasia endopelvis. Selain itu, prolaps uteri terjadi setelah melemahnya ligamentum sakrouterina dan kardinal. Keadaan ini dapat di sebabkan oleh trauma saat melahirkan atau histerektomi. Kemungkinan penyebab lainnya meliputi trauma lain atau cedera pada pembedahan, batuk kronik, persalinan yang berat, kelainan kongenital, dan atrofi jaringan yang terkait hormon. Faktor resiko tambahan untuk prolaps uteri meliputi asma, penyakit paru obstruktif kronik, tumor uteri atau ovarium, asites, obesitas, dan spina bifida.
Diagnosis
Prolaps uteri yang sudah keluar dari vagina mudah dilihat dengan inspeksi perineum. Pemeriksaan panggul dapat menilai derajat prolaps dalam kubah vagina. Derajat prolaps dinilai I (ringan) sampai IV (keluar melebihi introitus).
Komplikasi Klinis
Jaringan serviks dapat mengalami maserasi dan berdarah jika menonjol keluar melebihi introitus vagina untuk waktu yang lama. Cedera iskemik tidak terjadi. Prolaps organ panggul lain juga dapat terjadi, menyebabkan sitokel, sistouretrokel, rektokel, ureterokel, prolaps utera, atau prolaps kubah vagina.
Tata Laksana
Pasien harus dirujuk ke ahli Ginekologi untuk intervensi bedah yang mungkin dilakukan. Pesarium vagina dapat digunakan untuk pasien berusia lanjut dan pasien yang mengalami gejala yang berat.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar