Gejala Klinis
Pasien
dapat datang untuk menjalani evaluasi satu atau lebih manifestasi sindrom
ovarium polikistik (PCOS, polycystic
ovary syndrome) yang bervariasi. Tujuh puluh persen perempuan yang terkena
mengalami priode menstruasi yang tidak teratur atau amenorea. Tujuh puluh
persen mengalami pola hirsutisme pada laki-laki, dengan pertumbuhan rambut pada
bibir atas, dagu, area periareolar, dada, dan area lain. Kelainan lain meliputi
obesitas tubuh ata, akne, dan akantosis nigrikans.
Patofiologi
PCOS
adalah suatu gangguan endoktri yang menyerang sampai 6% perempuan usia
reproduksi. Penyebab PCOS tidak jelas, Pasien memperlihatkan resistensi insulin
dan timbul hiperinsulinemia. Infertilitas terjadi akibat keadaan anovulatori
yang berkepanjangan. Produksi androgen yang berlebihan menyebabkan hirsutisme.
Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk PCOS meliputi Ketidak keteraturan mentruasi, hiperandrogenisme, dan eksklusi kemungkinan penyebab lain. Penyebab lain keadaan anovulatori harus disingkirkan, termasuk kegagalan ovarium dini, adenoma hipofisis, disfungsi tiroid, aktifitas fisik yang berlebihan, gangguan makan dan penurunan berat badan secara berlebihan, dan hiperplasia adrenal kongenitial. Temuan ultrasonografi yang sesuai dengan diagnosis PCOS adalah terdapatnya delapan atau lebih folikel yang berukuran lebih kecil dari 10 mm dalam ovarium. Folikel-folikel ini biasanya terletak disekitar perifer, yang membentuk gambaran "kalung mutiara". Rasio hormon luteinizing (LH) terhadap hormon penstimulasi folikel (FSH) adalah 3:1. Kadar glukosa dan lipid mungkin juga abnormal.
Komplikasi Klinis
Keadaan anovulatori kronik dengan efek estrogen yang tidak dilawan menyebabkan peningkatan tiga kali lipat angka kanker endometrium pada pasien dengan PCOS. Resiko kanker payudara juga dapat meningkat. Diabetes dan hiperlipidemia yang dihubungkan dengan PCOS meningkatkan resiko untuk penyakit kardiovaskular.
Tata Laksana
Diet dan olah raga berguna, karena penurunan berat badan mengurangi produksi androgen dan resistensi insulin. Pengobatan farmakologik meliputi kontrasepsi oral dan antiandrogen untuk menormalkan siklus menstruasi dan mengobati akne serta hirsutisme. Pengobatan dengan obat penginduksi ovulasi dapat digunakan untuk pasien yang ingin hamil. Metformin terbukti memperbaiki sensitivitas insulin, dan juga menormalkan periode menstruasi serta mengurangi kadar androgen.
1 Komentar
apakah berbahaya bagi kandungan ?
BalasPenulisan markup di komentar