Gejala Klinis
Kista
kelenjar Bartholin bermanifestasi sebagai massa yang tidak nyeri (1-3cm) pada
labia. Abses berukuran lebih besar (sampai 8cm atau lebih), lebih terasa sakit,
dan timbul lebih dari 2-4 hari. Pasien mengeluhkan nyeri hebat di vulva,
dispareunia, dan sulit duduk atau berjalan. Abses dapat ruptur spontan dan
mengalir keluar setelah beberapa hari.
Patofisiologi
Kelenjar
Bartholin adalah struktur berpasangan yang terletak pada labia minora. Kista
atau abses pada kelenjar ini terjadi pada 2% perempuan. Pada keadaan normal
kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong dan terletak pada posisi jam 4 dan
8. Kelenjar ini mengalir di sepanjang duktus yang bermuara diantara cincin
himenal dan labium. Kista kelenjar Bartholin terjadi bila duktus tersumbat.
Abses terjadi karena infeksi pada kista. Organisme yang paling sering di
temukan pada abses tersebut adalah Bacteroides
fragilis dan peptostreptococcus spp. Neisseria gonorrhoeae ditemukan pada
10-15% kasus.
Diagnosis
Diagnosisnya
bandingnya meliputi beberapa jenis kista (misalnya sebasea), hematoma,
karsinoma, fibroma, lipoma, endometriosis, dan hernia inguinalis.
Komplikasi Klinis
Kemungkinan
komplikasi pada abses atau prosedur drainase meliputi dispareunia, perdarahan
berlebih, selulitis, dan sepsis.
Tata Laksana
Pada
pasien yang berusia kurang dari 40 tahun, kista kelenjar Bartholin yang
asimtomatik hanya memerlukan pengobatan untuk rasa tidak nyaman atau tampilan
kosmetik. Pasien yang lebih tua seharusnya menjalani pengangkatan kista dan di
periksa untukmenyingkirkan karsinoma. Kista dan abses yang ruptur harus
diterapi dengan sitz baths. Abses
dini juga mendapat manfaat dari sitz
baths, karena drainase dapat lebih berhasil jika ditunda sampai
abses "keluarnya mata". Pemotongan dengan pisau atau aspirasi jarum
secara sederhana pada suatu kista atau abses sering menyebabkan rekurensi lesi.
Pengobatan emergensi yang tepat meliputi drainase dan pemasangan kateter
drainase. setelah anestesi lokal, insisi di buat ke dalam abses melalui
sisi mukosal (didalam labium). Setelah pus didrainase dan setiap lokulasi di
pecah, kateter di masukkan pada rongga abses dan balonnya diisi air. Kateter
harus tetap di tempatnya selama 4-6 minggu untuk memungkinkan terbentuknya
fistula permanen. pasien harus di periksa untuk mengetahui ada tidaknya gonorea
dan klamidia. Terapi difinitif untuk kista atau abses Barholin rekuren oleh
ahli ginekologi meliputi marsupialisasi, eksisi laser, atau eksisi bedah.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar