Penanganan Kista Kelenjar Bartholin

12:05:00

Gejala Klinis

Kista kelenjar Bartholin bermanifestasi sebagai massa yang tidak nyeri (1-3cm) pada labia. Abses berukuran lebih besar (sampai 8cm atau lebih), lebih terasa sakit, dan timbul  lebih dari 2-4 hari. Pasien mengeluhkan nyeri hebat di vulva, dispareunia, dan sulit duduk atau berjalan. Abses dapat ruptur spontan dan mengalir keluar setelah beberapa hari.

Patofisiologi
Kelenjar Bartholin adalah struktur berpasangan yang terletak pada labia minora. Kista atau abses pada kelenjar ini terjadi pada 2% perempuan. Pada keadaan normal kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong dan terletak pada posisi jam 4 dan 8. Kelenjar ini mengalir di sepanjang duktus yang bermuara diantara cincin himenal dan labium. Kista kelenjar Bartholin terjadi bila duktus tersumbat. Abses terjadi karena infeksi pada kista. Organisme yang paling sering di temukan pada abses tersebut adalah Bacteroides fragilis dan peptostreptococcus spp. Neisseria gonorrhoeae ditemukan pada 10-15% kasus.
Diagnosis
Diagnosisnya bandingnya meliputi beberapa jenis kista (misalnya sebasea), hematoma, karsinoma, fibroma, lipoma, endometriosis, dan hernia inguinalis.

Komplikasi Klinis
Kemungkinan komplikasi pada abses atau prosedur drainase meliputi dispareunia, perdarahan berlebih, selulitis, dan sepsis.

Tata Laksana
Pada pasien yang berusia kurang dari 40 tahun, kista kelenjar Bartholin yang asimtomatik hanya memerlukan pengobatan untuk rasa tidak nyaman atau tampilan kosmetik. Pasien yang lebih tua seharusnya menjalani pengangkatan kista dan di periksa untukmenyingkirkan karsinoma. Kista dan abses yang ruptur harus diterapi dengan sitz baths. Abses dini juga mendapat manfaat dari sitz baths, karena drainase dapat lebih berhasil jika ditunda sampai abses "keluarnya mata". Pemotongan dengan pisau atau aspirasi jarum secara sederhana pada suatu kista atau abses sering menyebabkan rekurensi lesi. Pengobatan emergensi yang tepat meliputi drainase dan pemasangan kateter drainase. setelah anestesi lokal, insisi di buat ke dalam  abses melalui sisi mukosal (didalam labium). Setelah pus didrainase dan setiap lokulasi di pecah, kateter di masukkan pada rongga abses dan balonnya diisi air. Kateter harus tetap di tempatnya selama 4-6 minggu untuk memungkinkan terbentuknya fistula permanen. pasien harus di periksa untuk mengetahui ada tidaknya gonorea dan klamidia. Terapi difinitif untuk kista atau abses Barholin rekuren oleh ahli ginekologi meliputi marsupialisasi, eksisi laser, atau eksisi bedah.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔