Gejala Klinis
Veruka yang sering terjadi pada awalnya tampak sebagai
papul berbatas tegas dan halus yang kemudian seiring waktu menjadi papul
berbentuk kubah dengan permukaan iregular. Veruka dapat berwarna keabuan atau
kecoklatan dan bentuknya hiperkeratotik. Papul tersebut dapat keras, nodular,
atau palipoid. Sebagian besar ditemukan di ragio periungual tangan, meskipun
dapat di temukan dimanapun. Veruka filiformis adalah suatu varian veruka yang
sering terjadi; veruka tampak dengan projeksi menyerupai jari dan seringkali
ditemukan dekat dengan mata. Veruka rata tampak sebagai papul yang rata di
area-area yang sering di cukur dan pada wajah serta dorsum manus (punggung
tangan).
Patofisiologi
Veruka, atau warts, adalah tumor epitel jinak yang
disebabkan oleh virus DNA yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV).
Veruka viral dibagi menjadi veruka umum (veruka
vulgaris), veruka rata (veruka planus), dan veruka plantar (veruka plantaris).
Veruka umum menggambarkan 70% kasus HPV yang terjadi pada praktik klinis.
Veruka dapat ditularkan dari orang ke orang, dengan autoinokulasi, atau melalui
kontak di lingkungan yang lembab dan hangat. Infeksi meningkat pada pasien
dengan penurunan imunitas sel T. HPV tipe 1, 2, dan 4 menyebabkan veruka umum
dan veruka plantar, sedangkan tipe 3 dan 10 lebih sering ditemukan pada veruka
rata. Veruka rata adalah jenis veruka umum yang paling jarang terjadi, yaitu
sekitar 4% dari pasien yang mengalami veruka.
Diagnosis
Diagnosis veruka ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
klinis. Diagnosis dapat diperbaiki dengan debridement pada area kulit yang
terkena, karena veruka sering disalahartikan sebagai corn atau kalus. Setelah
debridement kulit, veruka memilki gambaran “berbiji”. Biji tersebut merupakan perdarahan kapiler di
area veruka. Veruka tidak memiliki garis sidik jari atau jejak kaki, yang
merupakan gambaran lain untuk membantu membedakannya dari kalus atau corn.
Komplikasi Klinis
Komplikasi veruka yang paling sering terjadi adalah
infeksi resisten, autoinuklasi, dan nyeri di tempat infeksi.
Tata Laksana
Pengobatan veruka adalah dengan zat kimiawi, pembedahan,
atau kemoterapi. Pengobatan paling sering meliputi penggunaan asam salisilat
yang dapat di beli bebas. Pengobatan dengan asam salisilat ini bisa dalam
bentuk cair, gel, atau patch transdermal. Merendam area yang terkena dalam air
hangat dan melakukan debridement sebelum pemakaian asam salisilat dianjurkan
untuk mendapatkan efek yang optimal. Pengobatan mungkin memerlukan waktu
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, tetapi asam salisilat memiliki tingkat
kesembuhan sebesar 70-80%. Zat kimia lainnya meliputi formaldehida,
glutaraldehida, dan kantaridin. Tindakan bedah meliputi bedah listrik, terapi
beku, dan diseksi tumpul. Kriogen yang digunakan meliputi nitrogen cair,
nitrogen oksida, dan karbon dioksida. Terapi beku (crytherapy) memerlukan suhu sekurang-kurangnya -50°C.
Pengobatan berulang setelah pencukuran terbukti lebih efektif daripada
pengobatan tunggal terapi beku. Suntikan bleomisin, interferon, podofilin, dan
5-fluorourasil kedalam veruka yang resisten. Simetidin, yang telah terbukti
mempekuat imunitas selular, dapat digunakan pada anak yang memilki banyak
veruka.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar