Gejala Klinis
Pasien yang mengalami avulsi
kuku datang dengan nyeri dan perdarahan dibantalan kuku setelah trauma.
Laserasi bantalan kuku seringkali menyertai cedera avulsi. Pada avulsi parsial,
cedera bantalan kuku yang menjadi penyebab harus dicurigai jika terdapat
hematoma subungual yang mengisi lebih dari 25% area bantalan kuku.
Patofisiologi
Pemisahan sederhana kuku dari bantalannya tidak mengganggu pusat germinativum di bawahnya. Matriks germinatif
membentuk kuku baru di bagian proksimal sampai distal, dengan kecepatan 1
mm/hari, sehingga seringkali memerlukan waktu 6 bulan untuk pembentukan kuku
yang lengkap setelah cedera.
Diagnosis
Avulsi kuku merupakan suatu
diagnosis klinis. Foto rontgen harus diperoleh jika diduga terjadi fraktur kuku
(tuft fracture).
Komplikasi Klinis
Kegagalan memperbaiki
bantalan kuku secara adekuat dapat menyebabkan iregularitas pada kuku baru.
Kehilangan kuku secara permanen dapat terjadi jika cederanya berat.
Tata Laksana
Pengobatan yang paling
efektif belum secara lengkap diuraikan. Laserasi bantalan kuku harus
dibersihkan dan diirigasi secara menyeluruh, terutama jika terjadi fraktur kuku
(tuft fracture) dibawahnya, jika dicurigai terdapat laserasi bantalan kuku,
maka kuku harus dicabut untuk inspeksi dan perbaikan lanjutan. Perbaikan
bantalan kuku dapat dilakukan dengan menggunakan benang yang dapat diabsorpsi 6-0
atau 7-0. Beberapa ahli menganjurkan menggunakan kuku, jika intak, sebagai
bidai selama 2-3 minggu. Alternatifnya, bantalan kuku dapat ditutupi dengan
balutan non-adhesif yang berbentuk menyerupai kuku. Antibiotik yang ditujukan
untuk organisme kulit digunakan sebagai profilaksis jika terdapat fraktur kuku
(tuft fracture)terbuka.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar