Penanganan Pada Penyakit Ureritis Gonokokal

12:08:00


Gejala Klinis
Pasien yang mengalami uretritis datang dengan nyeri saat berkemih dan terdapat sekret uretra. Gatal di uretrajuga sering terjadi; namun, banyak pasien relatif bersifat asimtomatik. Gejala yang timbul juga dapat berupa frekuensi dan urgensi berkemih.

Patofisiologi
Agen etiologi yang paling mungkin menyebabkan uretritis akut adalah Neisseria gonorrhoeae (GCU, gonococcal urethrittis) dua kali lebih sering dan berhubungan dengan morbiditas yang lebih tinggi di bandingkan GCU. Spesies Chalmydia adalah organisme utama yang terlibat pada NGU; spesies lainnya meliputi Ureaplasma spp, Trichomonas spp., dan virus herpes simpleks. Penyebab noninfeksius pada  ureteritis termasuk sindrom Reiter dan penyakit Kawasaki. Uretritis traumatik disebabkan oleh reaksi perdagangan terhadap masuknya benda asing, instrumen medis, atau kateter urin.

Diagnosis
Uretritis merupakan indikasi pemeriksaan genitourinaria yang lengkap. Temuan yang mendukung meliputi sekret bening sampai kuning-kecoklatan, edema meatus,dan nyeri tekan saat palpasi di sepanjang uretra (pada laki-laki).


Penting untuk mempertimbangkan kemungkinan terkenanya sendi atau mata. Evaluasi laboratorium meliputi urinalisis, apusan uretra untuk gonorea dan klamidia, kultur, dan pewarnaan Gram. Idealnya, apusan harus diperoleh sekurang-kurangnya 2 jam setelah berkemih untuk mencegah hilangnya bakteri terkena urin. Tidak adanya sel darah putih sama sekali pada apusan uretra menunjukkan uretritis.

Komplikasi Klinis
Komplikasi uretritis meliputi penyakit radang panggul (PID, pelvic inflammatory disease) pada perempuan, prostatitis pada laki-laki, penyakit gonokokal diseminata pada kedua jenis kelamin, dan penyebaran epidemiologik dalam suatu komunitas. Gonorea bersifat sangat infeksius; satu kali berhubungan seksual tanpa pelindung dengan pasangan yang terinfeksi membawa resiko tranmisi sebesar 80% pada perempuan, dan 20% pada laki-laki. Faring terkena pada 40% laki-laki homoseksual dan 7% heteroseksual dengan GCU. Pemberitahuan dari lembaga kesehatan masyarakat, edukasi pasien mengenai resiko reinfeksi, dan rujukan bagi pasangan seksual pasien sangat penting.

Tata Laksana (Pengobatan)
Pengobatan kasus kasus uretritis nonkomplikata secara empriris disesuaikan untuk mencakup GCU dan NGU, Karena koinfeksi sering terjadi. Dosis tunggal siprofloksasin dianjurkan untuk GCU, meskipun laporan terbaru memperlihatkan peningkatan N. gonorrhoeae yang resisten-kuinolon. Untuk NGU, azitromisin dan doksisiklin sama efektifnya.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔