Penanganan Vaginosis Bakterialis

11:59:00
Gejala Klinis
Pasien yang mengalami vaginosis bakterialis (BV, bacterial vaginosis) datang dengan sekret vagina yang encer, menyerupai susu, berbau busuk, dan homogen. Namun, sampai 50% perempuan yang terkena bersifat asimtomatik.

Patofisiologi
BV adalah bentuk vaginitis infeksiosa yang sering terjadi, dengan insiden 10-40%. Meskipun sering terjadi, penyebab yang tepat tetap tidak jelas. Pengaruh transmisi seksual belum diketahui, tetapi BV berhubungan dengan pasangan seks yang multipel dan sering mencuci dengan douche. BV kemungkinan besar merupakan infeksi anaerob polimikroba, bersamaan dengan inhibisi organisme lactobacillus yang secara normal hidup dalam vagina. Gardnerella vaginalisis, organisme batang gram-negatif, mempunyai peran yang menonjol pada BV, bersama dengan organisme anaerob yang lain seperti Bacteroides, Peptococcus, prevotella, dan mycoplasma hominis.

 G. Vaginalis mungkin juga merupakan bagian dari flora vagina normal; laki-laki dapat memiliki organisme ini dalam uretra, tetapi tidak timbul gejala.

Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada identifikasi tiga dari empat kriteria klinis berikut pada pemeriksaan cairan vagina: adanya clue cell (sel epitel terdekuamsi dengan bakteri yang menempel); pH lebih dari 4,5; "uji whiff" positif (adanya bau amina dengan kalium hidroksida); dan sekret vagina adheren yang encer. Pewarnaan Gram, probe DNA, dan pemeriksaan komersial lain dapat membantu menegakkan diagnosis. Diagnosis bandingnya
meliputi infeksi seperti Trichomonas, candida, dan Chlamydia serta adanya benda asing dalam vagina.

Komplikasi Klinis
Komplikasi terutama terjadi pada pasien hamil yang meliputi endometritis postpartum, abortus, dan persalinan preterm. BV juga dapat menyebabkan servisitis dan penyakit radang panggul, serta infeksi pascaoprasi setelah prosedur ginekologik (misalnya histerektomi, kuretase uterus).

Tata Laksana
Semua pasien simtomatik harus diobati, demikian juga pasien hamil yang asimtomatik. Regimen antibiotik yang dianjurkan untuk perempuan yang tidak hamil adalah metronidazol oral 500 mg atau gel metronidazol intravaginal. Regimen yang kurang efektif meliputi klindamisin oral atau intravaginal dan terapi metronidazol dosis tunggal. Perempuan hamil harus diobati dengan metronidazol atau klindamisin. Pengobatan selama hamil mengurangi resiko komplikasi obstetrik. Pengobatan terhadap pasangan seksual pasien tidak dianjurkan. Klinisi harus mengacu pada rekomendasi terbaru dari centers for disease control and pavention untuk dosis dan durasi terapi yang dapat di terapkan.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔