Perempuan yang mengalami hiperemesis gravidarum dapat datang dengan muntah yang sulit sembuh pada trimester pertama kehamilan. Meskipun mual dan muntah sering terjadi pada awal kehamilan (50-90%), pasien dengan hiperemesis gravidarum (sekitar 0,5%) mengalami muntah yang pasien, sulit sembuh, dan selanjutnya dapat terjadi penurunan berat badan, dehidrasi, asidosis dan alkalosis metabolik, hiponatremia, hipokalemia. Gejala biasanya dimulai pada usia kehamilan 5-6 minggu, memuncak pada 9 minggu, dan berkurang pada 16-18 minggu. Namun, sejumlah kecil pasien terus mengalami gejala sampai melahirkan.
Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum adalah suatu sindrom yang ditandai dengan muntah yang sulit sembuh selama hamil. Penyebab hiperemesis gravidarum tidak diketahui dan kemungkinan besar multifaktorial. Beberapa hormon terbukti terlibat (misalnya β-human chorionic gonadotropin [hCG], estradiol, 17-hidroksiprogesteron) karena kosentrasinya memuncak seiring memuncaknya hiperemesis gravidarum; namun, tidak ada hubungan sebab akibat yang telah diketahui, Konsentrasi hormon tiroid dapat lebih tinggi pada pasien dengan hiperemesis gravidarum, kemungkinan besar akibat efek hCG subtipe tertentu pada reseptor hormon penstimulasi tiroid (TSH, thyroid-stimulating hormone). faktor lain yang mungkin menjadi penyebab meliputi perubahan motilitas gastrointestinal, fungsi hati, metabolisme lipid, dan masalah psikologis.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan secara klinis. Temuan laboratorium dapat meliputi ketonemia, ketonuria, peningkatan hematokrit, dan peningkatan nitrogen urea darah (blood urea nitrogen). Hiperemesis gravidarum menyebabkan peningkatan enzim hati pda 40% pasien yang dirawat dirumah sakit karena hiperemesis. Diagnosis banding meliputi gastroenteritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis, dan perlemakan hati pada kehamilan.
Komplikasi Klinis
Komplikasi klinis disebabkan oleh muntah (penurunana berat badat, sinkop, dehidrasi, pneumotoraks, pneumomediastinum, robekan Mallory-Weiss).
Tata Laksana
Tata laksana terdiri dari resusitasi cairan yang adekuat, koreksi kelainan asam-basa dan erektrolit, serta suplementasi tiamin. Pasien dengan gejala ringan mungkin hanya memerlukan rehidrasi dan antiemetik (oral dan supositoria) saat keluar dari rumah sakit. Pasien dengan gejala berat dapat memerlukan antiemetik intravena dan terapi cairan. Pasien yang tidak dapat mentoleransi hidrasi oral harus dirawat dirumah sakit. Antiemetik seperti metoklopramid, prometazin, prokloperazin, klopromazin, dan ondansetron, semuanya efektif dan tidak ada data yang menunjukkan satu lebih baik dari pada yang lain. Kortikosteroid oral juga dapat efektif dalam mengurangi frekuensi muntah
0 Komentar
Penulisan markup di komentar