Gejala
Klinis
Tinea barbae bermanifestasi sebagai lesi nodular
menyerupai lumpur yang seringkali disertai eksudat. Lesi dapat tampak sebagai
pustul eritematosa atau bercak menyerupai sisik. Infeksi mengenai batang rambut
dan dieksaserbasi oleh pertumbuhan rambut kedalam. Pencabutan rambut di area
yang terkena secara khas tidak terasa nyeri. Pasien dapat mengeluhkan rasa
gatal atau terbakar di regio tersebut.
Patofisiologi
Tinea barbae adalah suatu infeksi dermatofit di area
janggut.
Tinea barbae disebabkan oleh organisme Trichophyton
verrucosum. Organisme ini, seperti dermatofit lainnya,berkolonisasi di stratum
korneum yang mengalami keratinisasi. Tinea barbae terbentuk di luar batang
rambut dan akhirnya menghancurkan kutikula. Karena infeksi lebih sering terjadi
pada laki-laki yang berkerja dengan hewan, maka penyebaran penyakit ini
dianggap bersifat zoofilik.
Diagnosis
Diagnosis tinea barbae biasanya ditegakkan berdasarkan
gejala klinis saja. Pemeriksaan mikroskopik preparat kalium hidroksida (KOH)
dari sampel rambut seringkali memperlihatkan unsur –unsur hifa jamur. Diagnosis
tinea barbae dikonfirmasi dengan kultur dari rambut yng terkena.
Komplikasi
Klinis
Superinfeksi area yang terkena dengan bakteri adalah koplikasi
tinea barbae yang paling sering terjadi.
Tata
Laksana
Pasien harus disarankan bercukur secara rutin dan sering
mencuci wajah dengan sabun antibakteri. Pengobatan infeksi tinea barbae
meliputi penggunaan obat anti jamur yang diberikan secara oral. Obat yang
paling sering digunakan adalah griseofulvin, yang harus dilanjutkan selama 2-4
minggu setelah resolusi infeksi. Untuk kasus yang resisten, dapat digunakan
itrakonazol, terbinafin, atau flukonazol.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar