Gejala Klinis
Pasien
yang mengalami chancroid dapat
menjelaskan riwayat malaise yang mendahului selama beberapa hari sebelum timbul
ulkus genital. Pasien datang dengan ulkus genital yang terasa nyeri dan di
kelilingi oleh eritema. Laki-laki biasanya datang dengan satu atau lebih ulkus
pada prepusium atau frenulum, sedangkan perempuan dapat datang dengan ulserasi
yang mengenai vulva, serviks, atau area perianal. Limfadenopati unilateral yang
nyeri merupakan suatu keluahan penyerta yang sering terjadi.
Patofisiologi
Chancroid, suatu penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Haemophilus ducreyi,
ditandai dengan ulkus genital nekrotikans. H. ducryei adalah suatu organisme Gram-negatif yang fastidious (selektif). Infeksi HIV
dikaitkan dengan angka infeksi Chancroid yang
tinggi. Laki-laki lebih sering mengalami chancroid dari
pada perempuan. Ulkus berawal sebagi papul eritematosa sekitar 4 hari setelah
panjanan dan berkembang menjadi ulserasi setelah pustul ruptur. Mungkin terjadi
pembentukan bubo yang nyata di regio inguinal.
Diagnosis
Diagnosis chancroid harus dipertimbang pada semua pasien dengan ulkus genital yang nyeri yang ditandai dengan batas granulomatosa yang terbalik dan iregular. Pemeriksaan fisik, meskipun bila di lakukan oleh klinisi yang berpengalaman, merupakan suatu indikator penyakit yang relatif tidak sensitif dan tidak spesifik. Uji reaksi rantai polimerase multipleks (M-PCR) merupakan pemeriksaan yang sangat sensitf untuk membedakan chancroid dari sfilis, tetapi uji ini mahal dan tidak banyak tersedia. Sesitivitas kultur hanya mendekati 75%, karena H. ducreyi merupakan organisme mikroaerofilik yang memiliki sifat sangat fastidious (sangat sulit dikulturkan).
Komplikasi Klinis
Ulkus chancroid berhubungan dengan peningkatan
angka penularan. Fimosis dapat terjadi pada laki-laki sebagai akibat penyakit
ini Autoinokulasi juga terjadi di bagian tubuh lain. Balanitis dan
terbentuknya fistula merupakan komplikasi yang jarang terjadi.
Tata Laksana
Pengobatan
efektif dapat dicapai dengan menggunakan siprofloksasin, seftriakson, atau
eritomisin. Angka kesembuhan dengan obat-obat ini lebih dari 90%; Seftriakson
dan eritomisin adalah obat alternatif yang lebih aman selama kehamilan.
Arizomisin dan spetinomisin adalah regimen pengobatan dosis tunggal lain yang
direkomendasikan oleh WHO dan Centers for
Disease Control and Prevention (CDC). Pengobatan yang lama mungkin
di perlukan untuk pasien dengan infeksi yang terjadi bersamaan. Penyembuhan
ulkus memerlukan waktu sampai 3 minggu. Pasangan seksual pasien harus
diberitahu dan diperiksa.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar