Gondongan (mumps) Pediatri

11:08:00

Gejala Klinis
Pasien yang mengalami gondongan (mumps) dapat datang dengan gejala prodromal berupa malaise, demam, menggigil, nyeri kepala, dan nyeri tenggorok. Gejala prodromal ini diikuti pembengkakan yang tidak nyaman pada satu atau kedua kelenjar parotis. Orkitis gondongan, suatu komplikasi yang sering terjadi pada penyakit ini, bermanifestasi sebagai nyeri unilateral dan pembengkakan skrotum. Sekitar 30% kasus bersifat subklinis dan asimtomatik.

Patofisiologi
Gondongan disebabkan oleh paramiksovirus gondongan, yang dapat menyerang berbagai jaringan seperti kelenjar parotis, testis, pankreas, dan mata. Masa inkubasinya adalah 2-3 minggu, dan pasien dapat menulari selama sekitar 10 hari, dari beberapa hari sebelum pembengkakan terlihat sampai pembengkakan menghilang. Kematian akibat gondongan bukan peristiwa yang biasa terjadi, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa muda.

Orkitis gondongan, yang sering terjadi pada anak laki-laki praremaja, biasanya bersifat unilateral. Keadaan ini jarang menyebabkan sterilitas kecuali jika  terjadi bilatera. Orkitis gondongan harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding untuk setiap pasien yang datang dengan pembekakan skrotum. Gondongan juga merupakan salah satu penyebab paling sering dari tuli unilateral.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan klinis. Pasien biasanya mengalami demam sampai 103F yang disertai pembekakan nonindurasi di area kelenjar parotis. Area di atas parotis biasanya tidak merah atau hangat, kecuali jika parotitis bakterial sekunder telah terjadi. Pada banyak kasus parotidis gondongan, duktus stensen terlihat eritematosa dan membengkak. Pada beberapa kasus, edema wajah menyebar termasuk ke dada anterior, yang menyebabkan edema presternal yang nyata. Diagnosis gondongan dapat dikonfirmasi dengan uji serologik. Kultur virus dapat dilakukan pada beberapa kasus.

Komplikasi Klinis
Komplikasi gondongan meliputi okitis, pankreatis, tuli unilateral, ataksia serebelar, neuritis kranialis, meningitis, serebritis, neuritis poliradikular, ensefalitis, mielitis transversa, abortus spontan, nefritis, dan miokarditis. Tingkat moralitas sekitar 2 % pada pasien yang mengalami komplikasi langka meningoensefalitis.

Tata Laksana
Pengobatan terutama bersifat suportif dan bertujuan mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa tidak nyaman. Nyeri skrotum dapat dikurangi dengan penopang skrotum, kompres dingin, dan obat anti-inflamasi. Jika terjadi dehidrasi, atau jika komplikasi serius seperti infeksi sistem saraf pusat dicurigai terjadi, maka pasien harus cepat dirawat dirumah sakit.



Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔