Gejala
Klinis
Bronkiolitis berawal sebagai infeksi saluran napas atas
dengan rinorea dan batuk ringan, yang dapat berkembang menjadi ganguan
pernapasan. Bayi yang masih muda dapat datang disertai apnea. Pasien juga dapat
datang disertai intoleransi makan dan tanda-tanda dehidrasi. Tanda klinisnya
meliputi demam 38,5-39 derajat celcius (101-102F), takipnea, mengi inspirasi dan
ekspirasi, ronki, retraksi, hipoksemia, hidung kemerahan, dan merintih. Pada
kasus yang berat, dapat terjadi gagal napas.
Patofisiologi
Bronkiolitis adalah suatu penyakit peradangan dan obstruktif
pada bronkiol, sering kali disebabkan oleh infeksi virus, dan terjadi pada anak
berusia kurang dari 2 tahun. Virus sensitial respiratori (RSV, respiratory syncytial virus)
adalah penyebab utama bronkiolitis (sampai 80% kasus). Penyebab lainnya
meliputi influenza, dan mikoplasma. Musim dingin adalah musim puncak terjadinya
bronkiolitis. Insidensi puncaknya yaitu usia 3-6 bulan.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada temuan klinis.pemeriksaan
rontgen dada harus dilakukan secara klinis diindikasikan, untuk menyingkirkan
pneumonial bakterial. Temuan-temuan pada foto rontgen yang khas meliputi
hiperinflasi, hiperlusensi, dan diagfragma yang mendatar. Infiltrat bercak
interstisial, yang menggambarkan area atelektasis, dapat terjadi pada 30%
pasien. Hitung sel darah putih biasanya normal. Kultur virus biasanya tidak
membantu.
Komplikasi
Klinis
Gagal napas akibat hipoksemia atau hiperkarbia dapat terjadi.
Moralitas paling tinggi pada bayi berusia kurang dari 2 bulan, bayi prematur,
dan bayi dengan displasia bronkopulmonal atau penyakit jantung kongenital.
Bronkiolitis dapat dipersulit oleh pneumonia bakterial skunder atau infeksi
bakteri, terutama pada bayi yang dirawat dirumah sakit.
Tata
Laksana
Pengobatan bersifat suportif, meliputi hidrasi, suplementasi
oksigen, dan ventilasi mekanis jika diperlukan. Nebulisasi dengan albuterol,
epinefrin rasemat, atau keduanya sering digunakan. Namun, penelitian hanya
memperlihatkan perbaikan singkat pada nilai klinis, dan tidak ada efek pada
durasi penyakit atau lama perawatan, dengan penggunaan obat-obat tersebut.
Kortikosteroid biasanya dianggap tidak efektif pada bronkiolitis. Antibiotik
harus digunakan hanya jika dicurigai terjadi infeksi bakteri sekunder. Kriteria
untuk perawatan di rumah sakit secara khas meliputi laju pernapasan lebih dari
60 denyut permenit, apnea,perubahan warna, hipoksia dan ketidak mampuan
mengonsumsi larutan oral secara adekuat. Perawatan di rumah sakit harus benar-benar dipertimbangkan untuk bayi yang
berisiko tinggi, termasuk bayi yang berusia kurang dari 2 bulan, bayi yang
mengidap penyakit jantung atau paru, dan bayi yang lahir secara prematur.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar