Gejala Klinis
Perempuanyang
mengalami herpes gestasionis (HG) biasanya datang dengan lesi-lesi urtikaria
bulosa dengan onset mendadak pada trimester atau ketiga awal, meskipun 25%
datang periode sesaat setelah melahirkan. Pada awalanya lesi pruritik terbatas
pada tubuh, kemudian menyebar dengan cepat, hanya tidak mengenai wajah, telapak
tangan, kaki dan selaput mukosa. Sebagian besar kasus sembuh spontan setelah
melahirkan; namun, flare pascapartum dan rekurensi pada menstruasi atau
penggunaan kontrasepsi oral telah dilaporkan.
Patofisiologi
Hg adalah
ganguan dermatologik autoimun yang terjadi pada 1 dari setiap 10.000-50.000
kehamilan, dan kadang-kadang, pada penyakit trofoblastik gestasional. Beberapa
penulis telah mengusulkan nama pemfigoid gestasionis, karena ganguan tersebut
tidak disebabkan oleh virus herpes dan isinya sama seperti pemfigoid bulosa. HG
kemungkinan besar disebabkan oleh fiksasi komplemen yang menghasilkan disolusi
ikatan dermal-epidermal, yang menyebabkan pembentukan bula. Jaringan plasenta
tampaknya menjadi instrumen pada pembentukan antibodi penyebab.
Diagnosis
Diagnosis
banding HG meliputi pustul dan papul urtikaria dan pruritik pada kehamilan
(PUPPP), kolestasis intrahepatik pada kehamilan (yang lesi kulitnya timbul
akibat garukan), prurigo, dan folikulitis pruritik pada kehamilan. Erupsi obat
dan dermatitis kontak alergik harus dipertimbangkan. Diagnosis definitif
ditegakkan dengan biopsi; pita linear komplemen C3 di sepanjang membran basslis
mengkonfirmasi diagnosis.
Komplikasi Klinis
Sebanyak 10%
bayi yang baru lahir ibu yang menderita HG dilahirkan dengan lesi HG,
disebabkan oleh transfer antibodi maternal lewat plasenta. Beberapa penelitian
memperlihatkan peningkatan risiko kelahiran prematur dan bayi kecil untuk
kehamilan. Pasien dengan HG mungkin berisiko mengalami ganguan autoimun lain.
Tata Laksana
Pilar utama
pengobatan adalah kortikosteroid sistemik. Setiap pasien yang diberi jenis
regimen steroid ini ketika antenal harus menerima steroid dosis tinggi (stress
does) saat melahirkan. Beberapa kasus telah diobati dengan agen-agen kemotrapi,
plasmaferesis, imunoglobulin intravena, siklosporin, atau tetrasiklin. Menyusui
tidak hanya aman tetapi juga dianjurkan, karena dapat mempersingkat durasi lesi.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar