Gejala
Klinis
Manifestasi artritis gonokokal (GA, gonokokal arthritis) yang khas adalah
artritis monoartikular dengan onset akut pada orang dewa muda, meskipun
artritis poliartikular dapat terjadi. Persendian yang paling sering terkena adalah
lutut, pergelangan tangan, tangan, dan pergelangan kaki. Tanda infeksi
gonokokal pada mukosa (sekret vagina , rektum, atau uretra; nyeri panggul,
nyeri tenggorok; atau disuria) biasanya tidak terjadi. Tanda lain gonokoksemia
diseminata dapat terjadi, melputi ruam (tidak nyeri dan berbentuk papul,
pustul, atau mukula di atas dasar eritematosa) pada ekstremitas (67%), demam,
menggigil, dan tenosinovitis pergelangan tangan dan pergelangan kaki(67%).
Patofisiologi
Infeksi gonokokal terjadi di mukosa (serviks,
uretra, faring, atau rektum) dan bersifat asimtomatik. Aritritis terjadi selama
diseminasi hematogen bakteri. Infeksi jaringan sinovial diikuti oleh reaksi
inflamasi dalam sendi.
Diagnosis
Diagnosis harus dicurigai pada semua pasien
muda, yang aktif secara seksual dengan artritis monoartikular (GA merupakan
penyebab pada lebih dari 50% gejala tersebut). GA lebih sering terjadi pada
perempuan, terutama dalam beberapa hari setelah menstruasi dan segera setelah
atau selama hamil. Artrosentesis dengan pewarnaan Gram, hitung darah lengkap,
dan kultur cairan sinovial harus dilakukan untuk mengidentifikasi Neisseria gonorrhoeae dan menyingkirkan
organisme lain. Hitung leukosit sinovial biasanya 50.000-200.000 dengan lebih
dari 90% polimorfonukleosit (PMN) pada GA.
Identifikasi N. Gonorrhoeae paling sering di mukosa (serviks, utera, faring,
atau rektum), bahkan pada pasien yang asimtomatik. Kultur harus ditumbuhkan
pada medium Thayer-Martin (agar cokelat dengan antibiotik). Pewarnaan dengan
Gram dan kultur lesi kulit, cairan
sendi, dan darah biasanya tidak bersifat diagnostik. Leukositosis dan
peningkatan laju endap darah (LED) dapat terjadi tetapi tidak spesifik.
Penyebab lain artritis harus dipertimbangkan, yang meliputi sindrom Reiter
(ureritis, artritis aksial, dankonjungtivitis yang disebabkan oleh klamidia,
lebih sering terjadi pada laki-laki), artritis septi, endokarditis bakterialis,
demam reumatik, hepatitis, dan meningokoksemia.
Komplikasi
Klinis
GA mungkin jarang menyebabkan destruksi sendi
jika dibiarkan tidak diobat. Gonokoksemia diseminata dapat menyebabkan
meningitis, endokarditis, aortitis, miokarditis, atau osteomielitis.
Tata
Laksana
Pasien dengan kecurigaan GA harus menjalani
apusan serviks atau uertra untuk identifikasi N. Gonorrhoeae dan mungkin memerlukan artrosentesis untuk
menyingkirkan artritis septik. Pasien harus diobati gonoreanya secara rawat
inap, dengan sefalosporin generasi ketiga parental sampai 24 jam setelah gejala
membaik (seringkali 2-4 hari). Semua pasien juga harus diobati untuk infeksi
klamidia yang menyertai (doksisiklin oral), selama menunggu identifikasi kultur
atau PCR.
1 Komentar
Penulisan markup di komentar