Gejala
Klinis
Pasien yang mengalami kondiloma latum datang
dengan lesi menyerupai kutil (wart)
yang berwarna abu-abu putih atau erimatosa, tidak nyeri, permukaannya datar
lembap, yang berada di genetalia, perineum, paha dalam, ketiak, atau lipatan
payudara. Temuan yang juga ada secara bersamaan yang sesuai dengan sifilis sekunder dapat timbul, meliputi demam, ruam, anoreksia, rambut rontok,
limfadenopati, dan penurunan berat badan.
Patofisiologi
Kondilomata latum terjadi pada kasus sifilis
sekunder. Lesi ini dapat berkembang 2-8 minggu setelah cancre primer.
Diagnosis
Diagnosis dicurigai berdasarkan pemeriksaan
klinis tetapi harus dikonfirmasi dengan uji laboratorium yang spesifik. Uji
nontreponemal seperti reagin plasma cepat (RPR, rapid plasma reagin), Veneral
Disease Research Laboratory (VDRL), dan uji reagin automatis (ART, automated reagin test) dapat berguna pada skrining sifilis. Namun,
pemeriksaan mikroskopik yang menggunakan teknik-teknik lapangan gelap merupakan
cara yang paling spesifik untuk mendiagnosis sifilis pada kasus-kasus
kondilomata latum.
Komplikasi Klinis
Komplikasi klinis kondilomata latum meliputi
perkembangan penyakit infeksi sifilis ke stadium lebih lanjut.
Tata Laksana
Pengobatan efektif untuk kondilomata latim memerlukan
pengobatan terhadap penyebab yang mendasari infeksi sifilis, sesuai dengan
panduan dan rekomendasi terbaru dari Centers
for Disease Control and Prevention (CDC)
0 Komentar
Penulisan markup di komentar