Perdarahan Postpartum

13:33:00


Gejala Klinis
Pasien yang mengalami perdarahan pascapartum (PPH, postpartum hemorrhage) dapat datang ke unit gawat darurat segera setelah melahirkan dirumah (karena ada pencetus) atau saat dalam perjalanan kerumah sakit, dengan perdarahan vagina yang tidak terkontrol atau pasien, pasien dengan PPH lanjut dapat datang sampai 6 minggu setelah melahirkan dengan anemia, kelemahan, hipotensi, dan sinkop yang dihubungkan dengan kehilangan darah yang berkelanjutan.

Patofisiologis
Penyebab PPH meliputi atonia uteri (90%), laserasi, dan produk konsepsi yang tertinggal. Atonia uteri biasanya terjadi karena overdistensi uterus yang disebabkan oleh hidramnion, gestasi multipel, atau mkrosomia janin; hal tersebut lebih sering terjadi pada kelahiran presipitatus. Laserasi dinding vagina atau serviks juga dapat menyebabkan PPH. Jaringan plasenta atau produk konsepsi yang tertinggal dapat menyebabkan perdarahan akibat kontraksi uterus yang tidak adekuat.

Diagnosis
Langkah klinis awal harus ditujukan pada penetuan penyebab perdarahan. Pemeriksaan vagina dapat memperlihatkan atonia uteri atau laserasi vagina/serviks. Jika sesuai, plasenta harus diperiksa secara visual untuk menentukan adanya segmen yang tertinggal. Ultrasonografi di sisi tempat tidur dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk konsepsi yang tertinggal.

Komplikasi Klinis
Hipovolemia dapat menyebabkan hipotensi maternal, syok, nekrosis tubular akut, koagulasi intravaskular diseminata, koagulopati, henti jantung, dan kematian. Sindrom sheehan adalah suatu komplikasi langka yang disebabkan oleh nekrosis hipofisis anterior; keadaan ini ditandai dengan kegagalan laktasi, amenorea, hipotiroidisme, dan insufisiensi kortikal adrenal.

Tata Laksana

Tata Laksana PPH memerlukan pembuatan cepat jalur akses intravena berdiameter besar, pemberian oksigen, pemantauan jantung secara kontinu, hitung darah lengkap dengan penetuan golongan darah dan pencocokan silang untuk kemungkinan transfusi produk darah, dan konsultasi emergensi dengan ahli kebidanan. Menentukan penyebab perdarahan adalah langkah selanjutnya. Jika dicurigai terdapat atonia uteri (uterus dapat terasa besar dan “seperti berlumpur”), uterus harus dipijat dan dikompresi. Kateter uretra harus dipasang dan berikan oksitosin. Jika uterus tetap atonik dan perdarahan terus terjadi, berikan Methergin atau ergonovin, tetapi obat-obat ini dikontraindikasikan pada keadaan hipertensi. Sambil memberikan obat uterotonik, dokter harus mengkompresi uterus dengan menekan dinding uterus anterior dengan kepalan tinju dalam vagina dan menekan fundus/dinding uteri posterior dengan tangan diatas abdomen. Misoprostol rektal juga dapat menjadi uterotonik yang efektif. Pack uterus tidak efektif dan berpotensi berbahaya; namun, tamponade uterus (kateter kandung kemih dan di kembangkan) dapat efektif. Laserasi saluran genital bawah memerlukan tekanan langsung dan/atau pemasangan jahitan di atas apeks laserasi untuk mengontrol ateri yang mengalami retraksi.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔