Gejala Klinis
Pasien
yang mengalami perdarahan pascapartum (PPH,
postpartum hemorrhage) dapat datang ke unit gawat darurat segera setelah
melahirkan dirumah (karena ada pencetus) atau saat dalam perjalanan kerumah
sakit, dengan perdarahan vagina yang tidak terkontrol atau pasien, pasien
dengan PPH lanjut dapat datang sampai 6 minggu setelah melahirkan dengan
anemia, kelemahan, hipotensi, dan sinkop yang dihubungkan dengan kehilangan
darah yang berkelanjutan.
Patofisiologis
Penyebab
PPH meliputi atonia uteri (90%), laserasi, dan produk konsepsi yang tertinggal.
Atonia uteri biasanya terjadi karena overdistensi uterus yang disebabkan oleh
hidramnion, gestasi multipel, atau mkrosomia janin; hal tersebut lebih sering
terjadi pada kelahiran presipitatus. Laserasi dinding vagina atau serviks juga
dapat menyebabkan PPH. Jaringan plasenta atau produk konsepsi yang tertinggal
dapat menyebabkan perdarahan akibat kontraksi uterus yang tidak adekuat.
Diagnosis
Langkah
klinis awal harus ditujukan pada penetuan penyebab perdarahan. Pemeriksaan
vagina dapat memperlihatkan atonia uteri atau laserasi vagina/serviks. Jika
sesuai, plasenta harus diperiksa secara visual untuk menentukan adanya segmen
yang tertinggal. Ultrasonografi di sisi tempat tidur dapat digunakan untuk
mengidentifikasi produk konsepsi yang tertinggal.
Komplikasi Klinis
Hipovolemia
dapat menyebabkan hipotensi maternal, syok, nekrosis tubular akut, koagulasi
intravaskular diseminata, koagulopati, henti jantung, dan kematian. Sindrom
sheehan adalah suatu komplikasi langka yang disebabkan oleh nekrosis hipofisis
anterior; keadaan ini ditandai dengan kegagalan laktasi, amenorea,
hipotiroidisme, dan insufisiensi kortikal adrenal.
Tata Laksana
Tata
Laksana PPH memerlukan pembuatan cepat jalur akses intravena berdiameter besar,
pemberian oksigen, pemantauan jantung secara kontinu, hitung darah lengkap
dengan penetuan golongan darah dan pencocokan silang untuk kemungkinan
transfusi produk darah, dan konsultasi emergensi dengan ahli kebidanan.
Menentukan penyebab perdarahan adalah langkah selanjutnya. Jika dicurigai
terdapat atonia uteri (uterus dapat terasa besar dan “seperti berlumpur”),
uterus harus dipijat dan dikompresi. Kateter uretra harus dipasang dan berikan
oksitosin. Jika uterus tetap atonik dan perdarahan terus terjadi, berikan
Methergin atau ergonovin, tetapi obat-obat ini dikontraindikasikan pada keadaan
hipertensi. Sambil memberikan obat uterotonik, dokter harus mengkompresi uterus
dengan menekan dinding uterus anterior dengan kepalan tinju dalam vagina dan
menekan fundus/dinding uteri posterior dengan tangan diatas abdomen.
Misoprostol rektal juga dapat menjadi uterotonik yang efektif. Pack uterus
tidak efektif dan berpotensi berbahaya; namun, tamponade uterus (kateter kandung
kemih dan di kembangkan) dapat efektif. Laserasi saluran genital bawah
memerlukan tekanan langsung dan/atau pemasangan jahitan di atas apeks laserasi
untuk mengontrol ateri yang mengalami retraksi.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar