Gejala KlinisTinea Pedis dan pengobatannya

12:00:00

Gejala Klinis
Diketahui terdapat tiga bentuk Tinea Pedis yaitu; interdigital, mokasin, dan vesikulobulosa. Tinea pedis interdigital paling sering terjadi diantara jari kaki keempat dan kelima. Ciri-ciri tinea pedis interdigital, kulit tampak mengalami maserasi dan basah, kering dan bersisik. Pada jenis tinea pedis mokasin, terdapat ruam keperakan atau putih bersisik yang nopruritik dan dapat terlihat pada aspek plantar kaki. Sisik tersebut seringkali memiliki dasar yang menebal dan ertematosa. Tinea vesikulobulosa paling sering terjadi pada tumit atau telapak kaki, dan seringkali timbul pustul.

Patofisiologi
Tinea pedis adalah suatu infeksi dermatofit yang mengenai kulit jari kaki dan kaki.

Tinea pedis adalah infeksi dermatofit yang paling sering terjadi pada manusia, terjadi pada 70% orang dewasa. Penyebab paling sering  diidentifikasi adalah Trichophyton rubrum. Organisme ini pada satu penelitian dilaporkan menyebabkan 76% dari seluruh penyakit jamur superfisial. Dermatofit lain yang menyebabkan infeksi ini adalah T. Mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum. Organisme jamur tersebut sering terdapat dalam lingkungan yang hangat dan lembab seperti pada sepatu atletik atau sepatu tertutup (oklusif) lainnya dan pada ruang yang dilengkapi lemari penyimpan ditempat olahraga (locker room). Sebagian besar infeksi menyebar dari orang ke orang, namun dapat juga menyebar melalui kontak dengan fomite.

Diagnosis
Diagnosis tinea pedis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis saja, tetapi dapat dikonfirmasi dengan preparat kalium hidroksida(KOH) yang diambil dari ujung lesi yang tersembul atau dari bagian atap pustul atau vesikel, jika ada. Hifa jamur terlihat pada pemeriksaan mikroskopik slide.

Komplikasi Klinis
Superinfeksi bakteri merupakan komplikasi tinea pedis yang paling sering terjadi. Infeksi tinea rekuren juga sering terjadi, terutama jika terdapat omnikomikosis.

Tata Laksana
Pasien harus dianjurkan untuk menggunakan kaos kaki yang menyerap keringat dan menjaga agar kaki tetap terbuka sesering mungkin. Terapi utamanya adalah dengan obat antijamur topikal. Obat antijamur primer yang digunakan untuk mengobati infeksi adalah azol dan alilamin. Azol meliputi klotrimazol, ekonazol, dan mikonazol. Golongan alilamin meliputi terbinafin dan naftifin. Ciclopirox adalah suatu obat berspektrum luas yang efektif melawan dermatofit dan ragi (yeast) serta juga memiliki beberapa aktivitas anti bakteri. Polien, termasuk nistatin, kurang efektif pada pengobatan tinea pedis. Semua obat sebaiknya digunakan satu sampai dua kali sehari selama 7 hari setelah resolusi gejala, atau selama total 4 minggu. Obat antijamur steroid dapat digunakan jika pasien memiliki komponen peradangan yang signifikan terhadap infeksinya. Onikomikosis yang terjadi bersamaan harus diobati dengan obat oral.  

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔