Gejala
Klinis
Diketahui
terdapat tiga bentuk Tinea Pedis yaitu; interdigital, mokasin, dan
vesikulobulosa. Tinea pedis interdigital paling sering terjadi diantara jari kaki
keempat dan kelima. Ciri-ciri tinea pedis interdigital, kulit tampak mengalami
maserasi dan basah, kering dan bersisik.
Pada jenis tinea pedis
mokasin, terdapat ruam keperakan atau putih bersisik yang nopruritik dan dapat
terlihat pada aspek plantar kaki. Sisik tersebut seringkali memiliki dasar yang
menebal dan ertematosa. Tinea vesikulobulosa
paling sering terjadi pada tumit atau telapak kaki, dan seringkali timbul
pustul.
Patofisiologi
Tinea
pedis adalah suatu infeksi dermatofit yang mengenai kulit jari kaki dan kaki.
Tinea pedis adalah infeksi dermatofit yang
paling sering terjadi pada manusia, terjadi pada 70% orang dewasa. Penyebab
paling sering diidentifikasi adalah
Trichophyton rubrum. Organisme ini pada satu penelitian dilaporkan menyebabkan
76% dari seluruh penyakit jamur superfisial. Dermatofit lain yang menyebabkan infeksi ini adalah T.
Mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum. Organisme
jamur tersebut sering terdapat dalam lingkungan yang hangat dan lembab seperti
pada sepatu atletik atau sepatu tertutup (oklusif) lainnya dan pada ruang yang
dilengkapi lemari penyimpan ditempat olahraga (locker room). Sebagian besar infeksi menyebar dari orang
ke orang, namun dapat juga menyebar melalui kontak dengan fomite.
Diagnosis
Diagnosis tinea pedis biasanya ditegakkan berdasarkan
gejala klinis saja, tetapi dapat dikonfirmasi dengan preparat kalium hidroksida(KOH)
yang
diambil dari ujung lesi yang tersembul atau dari bagian atap pustul atau
vesikel, jika ada. Hifa jamur terlihat pada pemeriksaan mikroskopik
slide.
Komplikasi
Klinis
Superinfeksi bakteri merupakan komplikasi tinea pedis
yang paling sering terjadi. Infeksi tinea rekuren juga sering terjadi, terutama
jika terdapat omnikomikosis.
Tata
Laksana
Pasien harus dianjurkan untuk menggunakan kaos kaki yang
menyerap keringat dan menjaga agar kaki tetap terbuka sesering mungkin. Terapi
utamanya adalah dengan obat antijamur topikal. Obat antijamur primer yang digunakan untuk mengobati infeksi adalah
azol dan alilamin. Azol meliputi klotrimazol,
ekonazol, dan mikonazol. Golongan alilamin
meliputi terbinafin dan naftifin.
Ciclopirox adalah suatu obat berspektrum luas yang efektif melawan dermatofit
dan ragi (yeast) serta juga memiliki beberapa aktivitas anti bakteri. Polien, termasuk
nistatin, kurang efektif pada pengobatan tinea pedis. Semua obat
sebaiknya digunakan satu sampai dua kali sehari selama 7 hari setelah resolusi
gejala, atau selama total 4 minggu. Obat antijamur steroid dapat digunakan jika
pasien memiliki komponen peradangan yang signifikan terhadap infeksinya.
Onikomikosis yang terjadi bersamaan
harus diobati dengan obat oral.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar