Gejala
Klinis
Pasien datang dengan kelenjar sebasea yang terkena pada
batang tubuh bagian atas, leher, dan lengan. Pasien anak dapat datang dengan
lesi diwajah. Lesi tampak eritematosa; dapat terdiri dari makula hipopigmentasi
atau hiperpigmentasi, atau dapat berkelompok. Terjadi pembentukan sisik dan
pruritus yang beragam. Area yang terkena cenderung tidak menjadi kecoklatan
sebanyak area yang tidak terkena. Ruam biasanya tidak terlihat bersih secara
spontan, sehingga pasien dapat datang dengan gejala yang sudah berlangsung
lama.
Patofisiologi
Tinea versikolor, atau pitiriasis versikolor, adalah
suatu infeksi mikotik superfisial. Keadaan ini bukan merupakan infeksi tinea
sejati, karena organisme yang menyebabkan infeksi bukan dermatofit tetapi ragi
(yeast).
Tinea versikolor disebabkan oleh malassezia furfur, suatu
ragi lipofilik. Suhu dan kelembapan yang tinggi berperan pada perkembangan
infeksi, demikian pula penggunaan pakaian tertutup (oklusif) dan kulit
berminyak.
Diagnosis
Diagnosis sering ditegakkan diunit gawat darurat (UGD)
berdasarkan gambaran ruam saja. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan
menggunakan lampu Wood atau pemeriksaan mikroskopik preparat kalium hidroksida
(KOH). Lampu Wood memperlihatkan fluoresensi M. Furfur yang berwarna kuning
pucat. Hifa angular yang pendek dan ragi yang mengalami budding dapat terlihat
pada evaluasi mikroskopik.
Komplikasi
Klinis
Komplikasi tinea versikolor yang paling sering terjadi
adalah reinfeksi. Tingkat reinfeksi dilaporkan setinggi 80% setelah 2 tahun.
Tata
Laksana
Pengobatan tinea versikolor melibatkan terapi anti jamur
topikal atau oral. Obat topikal meliputi lesio atau sampo selenium sulfida,
biarkan selama 15 menit. Dipakai setiap hari selama 2 minggu dan kemudian
sekali sebulan. Pengobatan topikal lain meliputi terbinafin atau pengobatan
dengan ekonazol atau ketokonazol. Rekurensi jarang terjadi jika diberikan
terapi oral.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar