Gejala Klinis
Pasien yang mengalami karsinoma sel skuamosa (SCC,
squamous cell carcinoma) datang ke unit gawat darurat (UGD) dengan keluhan
memuiliki lesi atau ulserasi kulit. SCC juga dapat ditemukan secara tidak
sengaja pada pemeriksa kulit.
Patofisiologi
SCC terjadi dari keratosis aktinik di area yang terpajan
sinar matahari secara kronik. Keratinosit atipikal dari lesi prekursor yang
potensial tersebut dapat menginvasi dermis. SCC in situ (SCC intraepidermal)
secara histologis memperlihatkan atipia full-thickness. Perkembangan
selanjutnya menyebabkan SCC invasif yang jelas. Alternatifnya, SCC dapat
terjadi di area trauma berulang yang membentuk parut, atau luka bakar.
Karsinogen kimiawi (termasuk arsen dan tembakau) dan kondisi medis (misalnya
infeksi human papillomavirus (HPV), keganasan internal) merupakan faktor resiko
tambahan.
SCC adalah keganasan kulit kedua tersering, setelah
karsinoma sel basal (BBC, basal cell carcinoma). Insidensi tahunan SCC lebih
sering terjadi pada laki-laki (4:1) dan seiring bertambahnya usia (sebagian
besar pasien berusia lebih dari 50 tahun, dan terutama terdapat peningkatan
risiko setelah usia 75 tahun). Orang Kaukasia memiliki resiko selama hidup
sebesar 10%. Penyakit jarang terjadi pada orang Afrika-Amerika, Hispanik, dan
Asia.
Diagnosis
Kecurigaan klinis merupakan cara diagnosis utama di unit
gawat darurat. Keratosis aktinik adalah papul keratotik berukuran kecil yang
eritematosa, atau bercak bersisik yang seringkali ditemukan saat palpasi. SCC
insitu dikenal sebagai papul atau plak yang eritematosa, sedikit keratotik, dan
agak meninggi dengan tekstur menyerupai beludru dan tepi iregular yang jelas.
Keadaan ini sering keliru dianggap sebagai eksema. SCC adalah suatu papul atau nodul keratotik.
SCC tumbuh secara lambat dan dapat memperlihatkan krusta atau ulserasi sentral
bersamaan dengan lesi yang membesar. Lokasi paling sering tempat terjadinya SCC
adalah kepala, leher, dan punggung tangan. Dapat terjadi “tanduk” kutaneus yang
menunjukkan hiperkeratosis. Jika diagnosis tidak pasti, evaluasi ketika
menjalani perawatan follow-up dapat meliputi biopsi eksisi diagnostik, biopsi
punch, atau biopsi shave.
Komplikasi Klinis
Komplikasi SCC meliputi metastasis dan rekurensi. Tempat
yang sering mengalami metastasis adalah kelenjar getah bening, paru, dan hati.
Tata Laksana
Pasien dengan lesi berisiko tinggi (seperti yang
dijelaskan pada bagian ini) harus dirujuk ke ahli dermatologi. Eksisi bedah
adalah pengobatan lini pertama untuk kecurigaan keganasan kulit. Semua jaringan
apapun yang dieksisi di unit gawat darurat harus dikirim untuk pemeriksaan
patologik, tidak peduli seberapa jinak lesi yang dapat tampak. Kuratase dan
elektrodesikasi, serta pilihan pengobatan lainnya, dapat dipertimbangkan berdasarkan
kebutuhan masing-masing individu.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar