Penyakit Hidung Menebal (Rinofima)

10:32:00

Gejala Klinis
Rinofima tampak sebagai kulit hidung yang menebal. Kulit mungkin mengalami fisura, berlubang-lubang, dan membentuk parut, dengan suatu distorsi kurva hidung yang lazim. Telangiekstasis juga dapat terjadi. Ujung hidung tampak membesar dan bulbosa, dengan pori pilosebaseae yang mengandung sebelum berbau busuk. Papul dan pustul sering terlihat, sedangkan nodul halus, keras, dan multipel lebih menonjol pada penyakit berat. Tumor juga dapat tumbuh dari daerah yang terkena pada kasus yang berat.

Patofisiologi
Rinofima merupakan suatu manifestasi rosasea berat yang mengenai hidung.
Rinofima dianggap sebagai stadium keempat rosasea. Dua stadium pertama ditandai dengan peningkatan vaskularitas, yang menyebabkan hipetrofi dan eritema kulit. Stadium ketiga adalah akne rosasea, yang ditandai dengan terbentuknya papul dan pustul. Hipertofi dermal dan kelenjar sebasea menyebabkan pori-pori tersumbat dan terbentuk sabum. Meskipun perempuan lebih sering terkena rosasea, laki-laki mengalami rinofima setidaknya lima kali lebih sering. Orang keturunan Irlandia atau inggris memiliki resiko lebih tinggi dari pada orang etnis lainnya. Pajanan sinar matahari dan konsumsi alkohol terbukti berhubungan dengan penyakit ini.

Diagnosis
Rinofima sebagian besar merupakan diagnosis klinis yang didasarkan pada gambaran khas hidung yang membesar, nodular, dan eritematosa. Namun, rujukan untuk evaluasi bedah dianjurkan, karena beberapa penelitian telah menunjukkan 3% insidensi karsinoma sel basal samar (BBC, basal cell cariconoma) di hidung pasien yang terkena rinofima.

Komplikasi Klinis
Obstruksi hidung dapat disebabkan oleh perubahan morfologik hidung, meskipun struktur tulang hidung biasanya tidak terpengaruh. Kanker dan tumor kulit tampak lebih sering terjadi pada hidung pasien dengan rinofima. Komplikasi mata pada rrosasea sering terjadi dan memerlukan rujukan ke spesialis oftalmologi untuk mengevaluasi terkenanya kornea.

Tata Laksana

Pengobatan untuk rosasea berpusat pada antibiotik dan retinoid topikal dan oral. Antibiotik yang digunakan meliputi metronidazol dan, yang kedua, tetrasiklin. Klindamisin topikal adalah suatu alternatif yang masuk akal pada perempuan hamil. Acctane (isotretinoin) bermanfaat mengurangi iritasi kulit dan eritema dibandingkan dengan Retin-A (tretinoin); namun, obat tersebut harus digunakan dengan amat sangat hati-hati pada perempuan berusia subur, karena penggunaannya telah dikaitkan dengan insidensi substansial teratogenisitas. Pasien dianjurkan untuk menghindari penggunaan acctune selama 1 tahun sebelum pembedahan, karena mengganggu reepitelialisasi. Karena gambaran rinofima yang ekstrem, maka dermabrasi dan dermaplaning masih menjadi pengobatan utama. Pilihan bedah lainnya meliputi terapi karbon dioksida dan terapi laser argon, terapi beku (cryotherapy), dan eksisi dengan pisau yang dipanaskan dan skapel ultrasonik.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔