Komplikasi dan Tata Laksana (pengobatan) Sifilis

11:27:00
Komplikasi Klinis
Sebanyak 30% pasien dengan sifilis sekunder yang tidak diobati akan mengalami penyakit tersier. Patologi multisistem yang dikaitkan dengan sifilis tersier dapat meliputi penyakit kardiovaskular, oftalmologik, dan neurologik. Neurofilis jarang terjadi, tetapi dapat disebabkan oleh inflamasi meningeal kronik.

Tata Laksana
Penisilin parental masih merupakan obat pilihan untuk pengobatan sifilis. Penetrasi jaringan oleh penisilin oral tidak adekuat. Dosis Dewasa yang dianjurkan untuk pengobatan sifilis primer, sekunder, atau laten adalah benzatin penisilin G sebesar 2,4 juta unit yang diberikan secara intramuskular (IM) dalam dosis tunggal. Dosis untuk anak adalah benzatin penisilin G, sebesar 50.000 unit/Kg IM, sampai dosis dewasa 2,4 juta unit dalam dosis tunggal. Sifilis tersier harus diobati, dengan dosis IM yang sama seperti sifilis primer, tetapi pengobatan diulangi sekali seminggu selama 3 minggu. Pasien anak juga harus menjalani pemeriksaan cairan serebrospinal untuk mengatasi kemungkinan terjadinya neurosifilis asimtomatik. Sifilis yang mengenai sistem saraf (SSP) memerlukan benzatin penisilin G dengan dosis 4 juta unit IM atau intravena setiap 4 jam selama 10 hari. Kasus sifilis didapat pada anak memerlukan evaluasi yang tepat terhadap adanya pelecehan seksual. Kegagalan pengobatan dapat terjadi, dan diperlukan follow-up , dengan pemeriksaan klinis dan uji serologik berulang sekurang-kurangnya 6 bulan dan 12 bulan setelah pengobatan. Pasien yang alergi penisilin tanpa penyakit SSP harus diobati dengan tetrasiklin (500mg per oral empat kali sehari selama 14 hari) atau doksisiklin (100mg per oral dua kali sehari selama 14 hari). Pasien yang alergi penisilin yang berusia kurang dari 8 tahun, yang sedang hamil, yang terinfeksi HIV, atau yang menderita penyakit SSP harus menjalani desensitisasi dan kemudian diobati dengan penisilin.

Reaksi Jarisch-Herxheimer adalah suatu reaksi demam yang terjadi dalam 24 jam setelah pengobatan untuk sifilis. Demam dapat disertai keluhan sistemik lain, termasuk mialgia difus, nyeri kepala, hipotensi, takipnea, atau beberapa kombinasi keadaan tersebut. Reaksi Jarisch-Herxheimer terlihat pada lebih dari 50% pasien dengan penyakit primer atau sekunder, tetapi kurang sering terjadi pada pasien dengan penyakit laten dini. Selama kehamilan, reaksi Jarisch-Herxheimer dapat menyebabkan kontraksi, kelahiran prematur, atau kematian janin, tetapi ketakutan akan komplikasi seharusnya tidak menghalangi pengobatan.


Semua pasangan seksual harus mencari pertolongan medis untuk menentukan resiko penularan. Pengobatan empirik dianjurkan untuk pasangan yang beresiko tinggi: yang lain dapat di pantau dengan uji serologik. Uji untuk infeksi menular seksual lain, termasulk HIV, wajib dilakukan.

Gejala Klinis sifilis (baca disini)
Patofisologi dan cara diagnosis sifilis (baca disini)

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔