Gejala Klinis
Pasien yang
mengalami plasenta previa (PP) secara klasik datang dengan perdarahan vagina
yang tidak nyeri trimester kedua akhir atau trimester ketiga kehamilan. Eposide
awal biasanya terjadi tanpa peringatan dan sering swasirna. Perdarahan
“sentinel” ini biasanya diikuti oleh episode perdarahan yang lebih signifikan
beberapa hari sampai minggu berikutnya. Jika keadaan ini tidak ditangani dan
kehamilan dibiarkan terus sampai melahirkan, maka dapat terjadi perdarahan maternal
masif dan kematian.
Patofisiologi
PP adalah
suatu implantasi abnormal plasenta; sebagian atau seluruhnya menutupi ostium
servikalis internal. Berdasarkan luas serviks yang tertutup plasenta, implantasi
tersebut selanjutnya diklasifikasikan sebagai komplet, parsial, atau marginal.
Insidensi PP adalah 1 dalam 200 kelahiran. Implantasi embrio pada segmen uterus
bawah (LUS, lower uterine segment)
dapat menyebabkan PP. Jika terjadi implantasi pada bagian dinamik dari organ
yang kaya pembuluh darah tersebut, maka hubungan vaskular plasenta akan
terganggu karena LUS tipis dan serviks mengalami dilatasi, dan perdarahan
timbul. Riwayat seksio sesarea dan multiparitas merupakan faktor risiko PP.
Konsumsi tembakau dan kokain juga berperan.
Diagnosis
Setiap pasien
yang datang dengan perdarahan vagina setelah 24 minggu gestasi harus dievaluasi
untuk PP sebelum pemeriksaan vagina dilakukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan ultrasonografi, yang sebagian besar telah menggantikan prosedur
“set-up ganda” yang telah dijelaskan. Ultrasonografi transabdomen terbukti 93%
akurat dalam mendiagnosis PP; di tangan yang berpengalaman, ultrasonografi
transperineum dapat meningkatkan akurasi tersebut dengan memberikan visualisasi
os servikal yang lebih baik.
Komplikasi Klinis
Perdarahan
maternal dan mobiditas fetal yang disebabkan oleh kelahiran prematur adalah
komplikasi yang paling sering terjadi. PP adalah suatu faktor risiko untuk
plasenta akreta, suatu keadaan dimana terjadi penempelan abnormal plasenta ke
uterus. Keadaan ini dapat meningkatkan perdarahan maternal dan memerlukan
histerektomi sesarea.
Tata Laksana
Saat tiba,
jumlah perdarahan, harus segera dinilai, dan resusitasi cairan serta terapi
komponen darah harus diberikan jika diperlukan. Dengan pengecualian beberapa
kasus previa marginal, kelahiran per vaginam tidak dapat dilakukan dan
kelahiran dengan seksio sesarea diharuskan. Konsultasi obstetrik on-site dengan
segera bersifat esensial untuk dilakukan. Pemantauan fetus harus segera
dimulai. Tata laksana konservatif untuk kehamilan preterm memungkinkan untuk
dilakukan, dengan kelahiran pada usia kehamilan 36 minggu jika keadaan
memungkinkan.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar