Pre-eklamsia/Eklamsia (hipertensi pada kehamilan)

09:37:00


Gejala Klinis
Pasien mengalami Pre-eklamsia biasanya datang pada trimester ketiga kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria, disertai salah satu atau semua keadaan berikut: edema nondependen, nyeri kepala, dan ganguan penglihatan. Hermolisis, peningkatan enzim hati (elevated liver enzimes), dan konsentrasi trombosit rendah (low platelet concentration) kadang-kadang terlihat; kelainan-kelainan tersebut merupakan tanda khas sindrom HELLP, suatu subtipe pre-eklamsia. Jarang, pasien datang setelah atau selama serangan kejang eklamsia.

Patofisiologi
Pre-eklamsia adalah suatu sindrom yang spesifik pada kehamilan yang didefinisikan sebagai hipertensi (140/90 mmHg atau lebih tinggi) dan proteinuria (0,3 g atau lebih lebih per 24 jam), dengan onset yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Eklamsia didefinisikan sebagai sindrom serangan kejang beronset baru yang terjadi pada pasien yang telah terdiagnosis mengalami pre-eklamsia. Pre-eklamsia terjadi pada 5-8% kehamilan, dengan sekitar 1% kasus berkembang menjadi eklamsia. Penyebab pre-eklamsia tidak diketahui; namun, perubahan vaskular yang terjadi menyebabkan vasospasme dan kerusakan endotel. Keadaan tersebut menyebabkan hipertensi, edema, dan kerusakan organ target. Faktor resiko untuk pre-eklamsia meliputi primiparitas, kehamilan multipel, riwayat pra-eklamsia, hipertensi kronik, penyakit autoimun, diabetes pragestasional, nefropati, obesitas, usia lebih dari 35 tahun, dan ras Afrka-Amerika.

Diagnosis
Karena keluhan yang timbul untuk pre-eklamatik sering samar, dokter harus memiliki kecurigaan yang tinggi. Penilaian tekanan darah menunjukkan diagnosis, dan pemeriksaan dipstick urin untuk protein dapat dilakukan secara cepat (nilai 1+ atau lebih mencurigakan). Enzim hati, hitung darah lengkap, dan laktat dehidrogenase atau apusan darah perifer memberikan hasil abnormal pada pasien yang memperlihatkan varian HELLP. Pada paien yang datang dengan serang kejang, penyebab lain harus disingkirkan, termasuk malformasi ateriovenosa, ruptur aneurisma, dan ganguan serangan kejang idiopatik.

Komplikasi Klinis
Hipertensi, vasospasme, dan kerusakan endotel yang terjadi pada pre-eklamsia dapat menyebabkan berbagai hal yang tidak diinginkan. Edema serebri dan herniasi, perdarahan intrakranial, gagal ginjal, hematoma hepatik subkapsular dan ruptur kapsul hepar, serta edema paru berperan pada moralitas maternal. Morbiditas dan mortalitas fetal timbul akibat solusio plasenta, kelahiran prematur, dan pertumbuhan terhambat.

Tata Laksana

Pengobatan pre-eklamsia adalah kelahiran; namun, cara dan waktu kelahiran harus diputuskan secara individual. Konsultasi obtetrik harus dilakukan sesegera mungkin, dengan mentransfer ke fasilitas perawatan tersier untuk kehamilan preterm. Jika gestasi kurang dari 34 minggu, kortikosteroid harus diberikan untuk memacu maturasi paru pada kelahiran. Untuk pasien dengan eklamsia, kontrol tekanan darah dan aktivitas serang kejang adalah tindakan terpenting. Tekanan darah diastolik lebih dari 105-110 mmgHg harus diobati dengan antihipertensi parental; labetalol dan hidralazin telah dipelajari secara luas. Uji terkontrol acak prospektif menunjukkan bahwa magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk serangan kejang eklamsia, dan dapat diberikan secara intravena  atau intramuskular.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔