Gejala Klinis
Granuloma piogenik (PG,
pyogenic granuloma) paling sering terjadi pada anak dan oarng dewas muda,
dengan varian khas pada perempuan hamil. Pasien datang dengan nodul yang tumbuh
cepat dikulit atau membran mukosa. Nodul mudah pecah dan dapat menyebabkan
perdarahan sebagai bagian dari keluhan utama.
Patofisiologi
Istilah granuloma piogenik
sebenarnya tidak tepat, karena lesi tidak prupelen maupun granulomatosa. PG
sebenarnya adalah vaskular didapat yang bersifat jinak. PG diketahui terjadi
sebagai respons terhadap cedera atau faktor hormonal, meskipun tidak secara
eksklusif. Terdapat perdebatan apakah lesi penyebab adalah suatu hemangioma
atau proliferasi hiperplastik dan jaringan granulasi.
Diagnosis
Lesi PG secara khas merupaka
nodul kecil (berdiameter kurang dari 1cm) yang tumbuh dengan cepat, soliter dan
berwarna kuning sampai merah terang. Permukaannya dapat lobular atau ulseratif,
dengan tekstur basah atau menyerupai sisik. Lesi seringkali menjadi
pendunkulata dengan terbentuknya tangkai seperti sisik atau “kolaret”.
Distribusi yang paling sering adalah regio kepala dan leher (62,5%), diikuti
batang tubuh (19,7%), dan ekstremitas (bagian atas lebih berat dari pada bagian
bawah;17,9%). Dalam pola ini, membran mukosa dan jari merupakan tempat yang
paling sering terkena. Bila ditemukan saat hamil, lesi PG memiliki ciri khas
terdapat pada gusi dan disebut sebagai tumor kehamilan. Diagnosis banding PG
meliputi kondisi keganasan seperti melanoma amelanotik (terutama jika ditemukan
disepanjang bantalan kuku), angiosarkoma, karsinoma sel basal (BBC, basal cell
carcinoma), dan karsinoma sel skuamosa (SSC, squamous cell carcinoma). Biopsi
untuk karakteristik histopatologik mengkonfirmasi diagnosis.
Komplikasi Klinis
Komplkasi yang paling sering
terjadi adalah perdarahan yang banyak dari lesi yang refrakter terhadap
tekanan. Rekurensi juga terjadi jika terdapat jaringan abnormal yang menetap
setelah pengobatan awal. Lesi satelit multipel terjadi setelah eksisi lesi
primer soliter, namun hal ini jarang terjadi.
Tata Laksana
Kauterisasi kimiawi dengan
perak nitrat adalah tindakan hemostasis yang efektif di unit gawat darurat
(UGD); eksisi, kuretase, dan terapi laser adalah tindakan yang tersedia untuk
pengangkatan lesi. Jika perlu, rujukan ahli dermatologi, ahli otolaringologi,
atau dokter perawatan primer yang cakap merupakan suatu disposisi yang dapat
diterima.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar